ANTARA HARTA BUNG KARNO DAN YAYASAN AMALILAH

Memposting kembali dari blog GEHOL GAUL yang mengulas tentang HARTA BUNG KARNO dan YAYASAN AMALILAH yang di ketuai oleh  Raden Aiyon Suharis Restuningrat, mengapa saya mau memposting ulang tentang kegiatan YAYASAN AMALILAH karna sampai sekarang masih tersirat kabar di daerah saya WONOSOBO JAWA TENGAH  tentang adanya dana hibah milik bunkarno yang ada di bank swiss yang akan di salurkan ke masyarakat indonesia, dan saya pernah di ajak untuk gabung dengan mengisi administrasi dan buat deposit sebesar satu juta limaratus ribu rupiah, karena yang mengajak saya tidak mau buat perjanjian maka saya tidak jadi gabung... makanya saya aka mengunggah postingan dari blog GEHOL GAUL dan saya menyarankan pihak pihak terkait / makmum yayasan dan masyarakat indonesia pada umumnya  untuk bisa cari di google tentag yayasan amalilah , untuk bahan perimbangan tentang kegiatan dan keberadaan YAYASAN AMALILAH dan di buat kewaspadaan buat semua warganegara atau semua umat yang tau tentang YAYASAN AMALILAH, karna melihat teman saudara saya yang berkecimpung di dalamnya dengan mengikuti struktur kegiatanya dari tahun 2007 , sampai menjual tanah , motor bahkan rumahnya sampai pinjam sana sini sampai sekarang2014 belum juga cair , saya melihat kejadian ini sangat prihatin , karena dengan mengikuti kegiatan itu sampai malu keluar rumah bahkan sering kabur keluar daerah karena takut di datangi depcolektor, nah mengapa saya mau mengunggah postingan ini karna saya berniat masyarakat indonesia pada umumya sadar akan keberadaan dan kegiatanya dan tidak lain buat kewaspadaan para sedulur sebangsa stanah air untuk hati  hati .... takut nya salah tangan dan menjadi lahan penipuan belaka ...... berikut ulasanya

Kisah tentang Bung Karno hingga detik ini selalu menghiasi telinga anak bangsa. Kisah mistis dan kekayaan Beliau merasuk dalam sanubari kaum-kaum pinggiran yang tak kebagian remah-remah kekayaan negeri ini. Termasuk kisah tentang harta Bung Karno sebagai dana revolusi yang di simpan di sebuah bank di negara Swiss yang bernilai triliunan rupiah sudah lama bergaung.

Di antara penggoreng isu harta karun Bung Karno, maka Yayasan Amalillah adalah yang terdepan. Menurut berbagai hikayat, Yayasan Amalillah diketuai oleh Raden Aiyon Suharis Restuningrat. Saat ini, kaki tangannya telah merambah di berbagai pelosok nusantara memburu mangsa.

Kampung-kampung di Kelurahan Sindangwangi pun masku perangkap para pemburu keuntungan dari keluguan warga. Kini, virus cepat kaya tanpa kerja mewabah dan mencuci otak para pengikut Yayasan Amalillah. Setiap saat, kertas bertanda tangan entah siapa dan mengatasnamakan EFG Bank yang ada di Swiss sana jadi sandaran. Tercatat, seorang kawan diklaim punya deposito di bank tersebut sebesar US$ 12,5 juta.

Dalam usahanya mengumpulkan dana, setiap warga kampung yang berminat cukup menyetorkan uang sebesar Rp 25.000 per orang sebagai biaya administrasi dan pada saatnya nanti akan memperoleh hibah dana revolusi Bung Karno yang disimpan di luar negeri dan akan dibayarkan melalui Bank Indonesia.

Tapi benarkah klaim ini? Lihat saja pengumuman dari Bank Indonesia berikut ini: 

No.6/41/BGub/Humas

BANK INDONESIA TIDAK MEMILIKI KAITAN DENGAN YAYASAN AMALLILLAH

Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan masyarakat mengenai kebenaran isi dokumen/surat yang ditunjukkan oleh oknum/pihak tertentu mengenai rencana pencairan dana Yayasan Amallillah oleh Bank Indonesia melalui beberapa bank umum nasional pada akhir Maret 2004, dengan ini diberitahukan bahwa:

1. Bank Indonesia tidak memiliki kaitan apapun, baik langsung maupun tidak langsung dengan Yayasan Amallillah.
2. Bank Indonesia tidak pernah mengeluarkan surat keputusan/dokumen/persetujuan berkaitan dengan rencana pencairan dana Yayasan Amallillah tersebut.
3. Bank Indonesia tidak mengelola rekening atas nama Yayasan Amallillah. Dengan demikian, kebenaran seluruh isi dokumen/surat tersebut tidak dapat
   dipertanggungjawabkan atau palsu.

Selanjutnya diharapkan kewaspadaan seluruh anggota masyarakat apabila ada oknum atau pihak tertentu yang akan memanfaatkan surat/dokumen palsu tersebut untuk kepentingan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, agar segera melaporkannya kepada pihak yang berwajib. 

Jakarta, 26 Maret 2004

Biro Komunikasi

Rusli Simanjuntak
Kepala Biro 

Nah, sudah jelas atau masih terpesona dengan iming-iming kaya tanpa usaha?

Read more at http://geholgaul.blogspot.com/2013/05/berharap-harta-amalillah.html#gHjhtYBcwgFbGSVI.99